Sunday, May 15, 2016

REVIEW NOVEL : NEGERI DI UJUNG TANDUK


Keterangan novel :

Judul : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9429-3

Sinopsis Novel :

Novel yang merupakan lanjutan dari novel Negeri Para Bedebah ini menceritakan satu tahun setelah penyelamatan bank semesta oleh Thomas. Kini Thomas beralih profesi, dari konsultan ekonomi menjadi konsultan politik. Singkat cerita, ketika ia mendapat jadwal wawancara di kapal pesiar miliknya di perairan China bersama salah satu wartawan bernama Maryam, mereka medapat sergapan dari pasukan khusus anterior Hong Kong SAR. Mereka terancam menjadi buronan setelah ditemukannya seratus kilogram heroin di dalam kapal pesiar Thomas. Thomas yang tak tahu apa-apa tentu saja segera merencanakan pelarian besar-besaran. Dengan bantuan Lee, teman dari klub bertarungnya di Makau, ia mampu meloloskan diri dari Hong Kong. Ia pun segera menghubungi klien politiknya yang juga adalah calon presiden. Mereka membicarakan tentang adanya konspirasi untuk menjatuhkan sang klien. Thomas juga beranggapan bahwa mafia yang menyelundupkan heroin ke dalam kapal pesiarnya juga akan melakukan apapun untuk menjatuhkan kliennya. Prediksi Thomas terbukti. Klien politiknya ditangkap atas tuduhan tindak pidana korupsi. Thomas yang mendengar kliennya ditangkap langsung tahu bahwa itu adalah perangkap untuk menjatuhkan kliennya. Thomas yang masih menjadi buronan internasional bersama Maryam, segera menyusun strategi untuk membebaskan kliennya dari tuduhan dan menjadikannya sebagai presiden, sekaligus menangkap komplotan mafia yang telah menjebak mereka untuk membersihkan nama mereka.

Kelebihan novel :

Seperti buku pertama, buku kedua ini juga sarat akan ketegangan. Konspirasi, Jebakan dibalas dengan jebakan lainnya, dan juga pertarungan informasi antara Thomas dan komplotan mafia mampu membuat saya merasa berdebar-debar. Cerita yang tak terduga juga menjadi daya tarik yang khas dari novel karya Tere Liye ini.

Kekurangan novel :

Banyak hal yang tidak dijelaskan, seperti mengapa ia berpindah dari konsultan ekonomi menjadi konsultan politik dan kemana perginya Julia, wartawan yang membantunya di buku pertama menjadi lubang dalam buku ini. Penggunaan bahasa yang berat juga masih menjadi problem bagi pembaca awam. Tetapi, jika dibandingkan dengan buku pertama, buku kedua ini seperti jauh lebih baik daripada buku pertama.

Penutup :

Jika anda sudah membaca buku pertamanya, anda wajib mengoleksi buku ini. Anda tidak akan merasa rugi membelinya. Cerita action thriller dan mistery yang jarang sekali dibawakan oleh penulis Indonesia mampu dibawakan oleh Tere Liye. So, tunggu apa lagi, segera beli dan koleksi buku ini...

1 comment: